Catatan NgajiHikmah

Kendalikan Diri Agar Tidak Mudah Kecewa

Kekecewaan bagaikan pil pahit yang harus ditelan dalam kehidupan. Perasaan ini muncul ketika harapan dan ekspektasi yang kita bangun menabrak kenyataan pahit. Rasa kecewa bisa datang dari berbagai situasi, seperti dikhianati orang terdekat, gagal mencapai tujuan, atau kehilangan sesuatu yang berharga. Dampak kecewa tidak hanya dirasakan secara emosional, tetapi juga dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Rasa sedih, marah, frustrasi dan hampa adalah beberapa emosi yang umum menyertai kekecewaan. Dalam jangka panjang, kekecewaan yang tidak diolah dengan baik dapat memicu stres, depresi, dan kecemasan. Namun, penting untuk diingat bahwa kekecewaan adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Setiap orang pasti pernah mengalaminya. Justru, cara kita menyikapi kekecewaanlah yang menentukan dampaknya terhadap diri.

  1. Jangan mudah berharap (kecilkan harapanmu) mengandung makna yang mendalam tentang pentingnya bersikap realistis dan tidak terlena dalam angan-angan. Hal ini bukan berarti melarang kita untuk memiliki mimpi dan cita-cita, tetapi lebih kepada mengajak kita untuk mengelola ekspektasi dengan bijak agar terhindar dari kekecewaan dan frustrasi. Sebagai sumber referensi, kita dapat merujuk pada buku “The Power of Now: A Guide to Spiritual Enlightenment” karya Eckhart Tolle. Dalam bukunya, Tolle menekankan pentingnya hidup di masa kini dan melepaskan diri dari berekspektasi akan masa depan. Menurutnya, banyak orang yang terjebak dalam siklus kecemasan dan ketakutan karena terlalu fokus pada apa yang mereka harapkan di masa depan, sehingga melupakan keindahan dan potensi yang ada di masa kini. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh makna. Kita belajar untuk menghargai proses dan menikmati perjalanan, daripada hanya terpaku pada tujuan akhir. Sikap ini membuka jalan bagi kebahagiaan dan ketenangan dalam kehidupan.
  2. Mengingat bahwa hidup ini ada yang mengendalikan serta mengaturnya, semua takdir telah tertuliskan untuk kita. Kita akan jauh lebih kuat dan tidak gampang kecewa ketika hidup kita disamakan seperti nonton film horor,yakni ada rasa takut ketika menontonnya namun kita sadar dan kembali tenang karena semuanya ada yang mengatur film tersebut yaitu sutradara dan crue perfilman yang lain.
  3. Semua adalah milik Allah dan semuanya hanya titipan. Dari pernyataan tersebut kita dapat mengambil contoh seorang tukang parkir. Seorang tukang parkir selalu dititipkan berbagai kendaraan masing-masing orang dia menjaga dengan amanah titipan itu namun ketika yang memiliki kendaraan tersebut mengambilnya ia tidak pernah protes,karena ia sadar bahwa semua hanyalah titipan. Dari contoh tersebut perlu kita tanamkan dalam kehidupan kita agar kita sadar bahwa semuanya adalah milik Allah SWT.
  4. Kita sering kecewa karena mengira suatu hal menurut kita baik dan ternyata hal tersebut tidak baik untuk kita,sehingga Allah SWT menggantikan dengan hal yang lebih baik. Buang kata saya kira dan tanamkan bahwa kita tidak tahu namun Allah lah yang maha tahu. Dengan seperti itu kita tidak akan mudah kecewa dan lebih lapang dalam menjalani kerasnya kehidupan didunia.
  5. Kerjakan yang Allah mau sehingga dari sanalah kita berharap Allah SWT akan memberi apa yang kita mau(kerjakan yang Allah mau maka Allah akan meberikan apa yang kita mau), karena sungguh tidak wajar ketika kita meminta tanpa melakukan apa yang telah Allah SWT perintahkan.
  6. Berdo’a dan bersholawat. Perbanyaklah berdo’a karena sesuatu yang menurut kita mustahil ternyata bisa terjadi karena kita terus berdo’a, intinya jangan pernah meremehkan do’a. Ketika berdo’a jangan lupa sertakan tawassul kepada baginda Rosululloh SAW, karena dengan bertawassul kemungkinan besar Allah SWT akan menjawab do’a-do’a kita.

Beberapa penjelasan diatas dirangkum dari mauidzoh hasanah yang disampaikan oleh Al-Ustadzah Halimah Al-Aydrus dalam kajiannya. Semoga kita dapat mengendalikan diri kita agar tidak mudah kecewa,Aamiin.

Ita Nur Aini
Mahasiswi at  |  + posts

Alumni pondok pesantren Al-Khoirot putri, mahasiswi aktif di Universitas Al-Qolam Malang.

Ita Nur Aini

Alumni pondok pesantren Al-Khoirot putri, mahasiswi aktif di Universitas Al-Qolam Malang.