Artikel

Hadapi Masalah dengan Fikiran, Ikhtiyar dan Lapangnya Hati

Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam perjalan hidupnya dan akan selalu seperti itu. Tugas kita adalah bagaimana menyikapinya tanpa amarah yang mengundang pasrah. Tidak lepas dari masalah yang tentunya selalu menguras fikiran kita,selain itu kita juga dapat ikhtiyar(usaha) agar masalah itu akan usai dengan tuntas. Ketika terkadang tumbuh rasa resah gundah yang menggangu,percayalah bahwa Allah SWT memebrikan kita ujian atau masalah dalam kehidupan ini yang tentunya sudah sesuai dengan kadar kemampuan kita. Dari berbagai masalah yang menimpa kita terkadang butuh untuk telinga untuk mendengar,terkadang juga kita sendiri tidak mampu menjelaskan bahkan terhadap orang terdekatpun. Langkah sulit ini cobalah kita adukan kepada Sang pengendali setiap keadaan karena disitulah puncak ketenangan.

Menghadapi masalah dapat kita lakukan dengan berfikir mencari solusi lalu kita lakukan dengan ikhtiyar, tak lupa pula hati kitapun ikut dalam mengendalikan masalah. Hati melakukan tugasnya dengan mencoba dan terus mencoba agar terus bisa kuat serta sabar. Selain itu hati juga melakukan tugas penting yakni mengatur niat kita dan yang terpenting menata agar kita selalu tawakkal menerima masalah demi masalah yang datang dalam kehidupan. Setiap manusia pasti memiliki masalah yang berbeda pula dalam kehidupannya begitupula cara menyikapi serta menghadapinya tentu berbeda. Maka dari marilah kita menghadapi masalah kita dengan beberapa hal,yang memang bisa membantu kita keluar dari masalah bukan malah menghindar. Yakni dengan akal fikiran,ikhtiyar(usaha) dan hati yang kita tanamkan sifat-sifat baik didalamnya. Tidak hanya tiga hal tersebut,ada juga satu poin yang begitu penting yakni do’a.

Hadapilah masalah kita dengan do’a yang penuh yakin serta ikhtiyar(usaha) yang maksimal,karena do’a tanpa ikhtiyar(usaha) adalah bohong sedangkan ikhtiyar(usaha) tanpa do’a itu sombong. Kata-kata ini tentunya sering diserap oleh telinga kita,itulah maksudnya berusahalah tanpa lupa berdo’a dengan penuh keyakinan. Berikut ini adalah do’a yang dianjurkan oleh Imam Al-ghozali dalam karyanya kitab Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 409). Yang berbunyi:

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَائُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ القُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِي وَنُوْرَ صَدْرِي وَجِلَاءَ غَمِّي وَذَهَابَ حُزْنِي وَهَمِّي

Artinya:  “Ya Allah,sungguh aku hamba-Mu,putra hamba-Mu(laki-laki),putri hamba-Mu(perempuan).Nasibku ditangan-Mu,berlaku padauk ketentuan-Mu,adil padauk keputusan-Mu. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama-Mu yang kau sebut untuk diri-mu,nama yang Kau turunkan dalam kitab-Mu,nama yang Kau ajarkan pada segelintir hamba-Mu,atau nama yang hanya Kau sendiri yang mengetahuinya dalam pengetahuan ghoib agar Kau menjadikan Al-Qur’an sebagai musim semi dihatiku, cahaya batinku,pelenyap kebingunganku,dan penghulang kesedihan serta kebimbanganku”. Selain do’a ini terdapat salah satu do’a yang sering kita lafalkan yakni:

 رَبِّي اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْلِيْ أَمْرِيْ

Artinya: “Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku.” (QS Thaha[ 20]: 25-28).

Referensi: islam.nu.or.id

Baca juga : Berjabat Tangan dengan Fatimah Az-Zahra binti Muhammad Rasulullah

Ita Nur Aini
Mahasiswi at IAI Al-Qolam Malang | + posts

Alumni pondok pesantren Al-Khoirot putri, mahasiswi aktif di Universitas Al-Qolam Malang.

Ita Nur Aini

Alumni pondok pesantren Al-Khoirot putri, mahasiswi aktif di Universitas Al-Qolam Malang.