Malam dengan Sinar Bulannya
Aku gelap
karena malam,
riwayat-riwayatku menumpuk,
berantak, memberontak,
menusuk organ-organ otak.
Aku terang
karena bulan,
riwayat-riwayatku berkurang,
terang, berkarang,
berkeluh kesah pada Penyayang
Gelap malamku sesaat:
di tiang-tiang
menara suara adzan,
di dahi-dahinya
kepala yang bersujud
di lembaran bacaan
yang sering diabaikan.
Sinar bulanku juga sesaat
di perut-perutnya
orang lapar,
di tubuh-tubuh
orang telanjang,
di doa-doanya
kedua orangtua.
Santri asal Bandung, namun lebih lama hidup di kotanya orang. Lebih tepatnya, pada pertengahan tahun 2016, ia berunjuk gigi di hadapan publik dengan keberadaannya di ujung timur pulau Jawa.
Soal sekarang, Alhamdulillah masih duduk di bangku yang tidak umumnya orang duduki. Maksudnya, status masih pelajar tingkat Ma'had Aly di Pondok Pesantren Al-Khoirot dan belum menikah.
Kebetulan, dia juga sedang menempuh studi S1 di Universitas Al-Qolam Malang, jika malas baca bisa disingkat menjadi UQM, begitu katanya.
Itu saja mungkin, selebihnya bisa berkunjung ke rumahnya.