Puisi: Pembukaan Jakarta Fair
Suasana riuh dan meriah,
Warga kota berduyun-duyun,
Menyambut pembukaan Jakarta Fair,
Pesta rakyat nan dinanti-nanti.
Bianglala tinggi menjulang,
Menawarkan sensasi mengasyikkan,
Beragam stan dan sajian kuliner,
Memukau mata dan perut.
Gelak tawa dan sorak sorai,
Memenuhi setiap sudut arena,
Panggung hiburan menghentak,
Membawa sukacita bagi semua.
Hari ini, kota bergelora,
Merayakan kemeriahan Jakarta Fair,
Sebuah tradisi yang terus berlanjut,
Menyambut musim liburan yang tiba.
Hiruk-pikuk, gemerlap lampu,
Memanjakan mata dan jiwa,
Keragaman budaya terpampang,
Memperkaya mozaik Nusantara.
Stand-stand cinderamata menarik,
Menawarkan unik dan memikat,
Sentuhan seni dan kreativitas,
Buah tangan pengrajin berbakat.
Aneka permainan klasik dan modern,
Mengundang decak kagum pengunjung,
Nostalgia masa kecil membekas,
Bersama keluarga dan sahabat.
Kuliner nusantara menjadi daya tarik,
Beragam cita rasa menggoda selera,
Cita rasa khas tiap daerah,
Memanjakan lidah dan kenangan.
Semarak Jakarta Fair tiada tanding,
Menghadirkan pesona dan kebanggaan,
Menjadi ikon tahunan ibu kota,
Merayakan keberagaman Indonesia.
Alunan musik memecah sunyi,
Menggetarkan jiwa penonton,
Tarian tradisional menghipnotis,
Memukau mata dan hati.
Pasar malam penuh keceriaan,
Wahana permainan memacu adrenalin,
Pameran UMKM memberdayakan,
Mempromosikan produk lokal.
Kemeriahan tak terbatas,
Memanjakan seluruh indera,
Jakarta Fair spektakuler,
Pesta rakyat nan luar biasa.
Seluruh warga bergembira ria,
Menyambut kehadiran Jakarta Fair,
Momen istimewa yang ditunggu-tunggu,
Merayakan keindahan negeri tercinta.
Nashrul Mu'minin, asal Lamongan, Jawa Timur. Lahir 21 Februari 2003, impian penulis dan dosen. Perjalanan hidupku terukir dalam kata-kata, Menginspirasi dunia dengan impian kubangun.