Biografi H. Muhammad Amin dari Santri, untuk Mengabdi
Amin kecil
Nama beliau adalah Muhammad Amin, beliau lahir pada tanggal 5 Juni, 1981 di desa Tirtomoyo, kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Beliau adalah putra yang lahir di keluarga yang sederhana dan agamis, sehingga tidak heran jika beliau menjadi sosok yang alim, didikan dari kedua orang tuanya lah yang menjadi pendorong untuk terus belajar sejak dini.
Beliau menyelesaikan pendidikan awalnya di sekolah dasar delama eman tahun tepatnya pada tahun 1996, kemudian beilau melanjutkan pendidikannya di pesantren.
Langakah awal dipesantren
Setelah menyelasaikan pendidikan di sekolah dasar beliau melanjutkan pendidikannya di pesantren, tepatnya di Pondok Pesantren Al-Khoirot Karangsuko, Pagelaran, Malang. Selain terlahir di dalam keluarga yang Agamis, kebetulan semua saudara beliau adalah santri, sehingga tidak heran kenapa beliau memilih untuk melanjutkan pendidikanya di pesantren.
Beliau selalu meneladani kakak beliau dalam beberapa hal, termasuk memilih pesatren Al-Khoirot, karena kakak beliau adalah santri dipesantren Al-Khoirot dan kebetulan kakak beliau salah satu santri yang dekat dengan Pengasuh Pondok Pesantren A-Khoirot (KH. Syuhud Zayyadi Pendiri Pondok Pesantren Al-Khoirot), hal tersebutlah yang membuat beliau memantapkan niatnya untuk melanjutkan pendidikannya di Pesantren Al-Khoirot.
Beliau masuk Pondok Pesantren pada tahun 1996 pada saat itu Pesantren Al-Khoirot dibawah naungan pengasuh KH.Zainal Ali Syuyuti Pengasuh kedua Pondok Pesantren Al-Khoirot dan menyelesaikan pendidikan Madrasah Diniyah selama lima tahun tepatnya pada tahun 2000.
Kemudian beliau menerima perintah dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoirot KH. Zainal Ali Syuyuti Untuk mengamalkan ilmunya di Madura bersama teman beliau yaitu Ustad Syamsul Arifin selama satu tahun kemudian beliau kembali lagi ke pesantren pada tahun 2001 dan mengajar kembali sebagai bentuk pengabdiannya kepesantren sampai tahun 2003.
Santri kebanggan kiyai
Selama dipesantren beliau adalah sosok santri yang terkenal alim, benyak prestasi yang pernah beliau raih, namun hal yang paling berkesan dalam hidup beliau selama menyantri di Pesantren yaitu, beliau penah diberikan kepercayaan untuk menjadi pembaca Kitab Fathul Wahab pada saat pengajian pagi ba’da subuh selama dua tahun.
Beliau membaca fasal yang dibahas kemudian kiyai yang menerangkan maksud dari materi tersebut, hal ini menjadi suatu kebanggaan yang tiada tara bagi beliau.
Hijrah mengejar ilmu
Setelah menyelsaikan pendidikannya, beliau mempatenkan niatnya untuk melanjutkan pendidikannya ke Makkah Al-Mukarromah, Alasan beliau memilih Negri Suci untuk melanjutkan ilmunya, salah satnya karena disana masih banyak ulama’ yang alim dan alasan kedua lagi-lagi karena termotifasi oleh kakak beliau yang kebetulan juga menuntut ilmi di Makkah Al-Mukarromah.
Sungguh tauladan yang baik bagi beliau, sehingga eliau memutuskan untuk meneruskan jejak langkah sang kakak dalam menempuh ilmu di Makkah Al-Mukarromah, selain itu belau juga termotifasi oleh K.H. Hamidurrohman Syuhud (dewan pengasuh Pondok Pesantren Al-Khoirot) yang juga menempuh ilmu di Makkah, dengan harapan mendapatkan barokah dari beliau dalam menuntut ilmu.
Pahlawan tanpa jasa di negri Suci
H. Muhammad Amin menempuh pendidikan di amdrasah dan di Majlis ta’lim yang diadakan di Masjidil harom, beliau banyak mendapatkan ilmu dari guru-guru beliau, diantanya, beliau pernah menjadi murid dari Syeh Moustofa dari Maroko, Syekh Syami’ dari Syam, Syeh Syif Dari Pakistan Sayyid Ayyub Abkar Al-Haddad , Sayyid Al-Rukaimi Al-Husaini, Syeh Abdul Karim guru-guru lainnya yang berasal dari Syiria, dan yaman.
Selain guru-guru di madrasah beliau juga menyempatkan untuk menimbah ilmu kepada Sayyid Ahmad putra dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani, kemudian melanjutkan mulazamah kepada murid dari Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani yaitu Sayyid Nabil Al-Gamri. Beliau juga sering hadir di majlis Syeh Muhammad bin Ismail Azzen, Habib Umar Al-Jailani dan Syeh Makki Abul Khoir.
Semasa menempuh ilmu dimakkah beliau menyampatkan waktu untuk untuk bekerja saat musim hajji tiba, jadi beliau bekerja seiap tahu satu kali, dan itu sudah lebih dari cukup untuk memenihi kebutuhan sehari-hari, belum lagi dradisi dimakkah yang mana setiap bulan para snatri mendapatkan mukafa’ah dari para masyatikh disana, guna membei kebutuhan, seperti ketab dan lain sebagainya.
Beliau menyelesaikan pendidikannya di Makkah selama enam tahun, dua tahun jenjang Tsanawiyah, dan dua tahun dijenjang Aliyah, kemudian setelah lulus beliau memperdalam ilmunya dengan mengaji di majlis-maljis yang ada di Masjidil Haram selama dua tahun. Kemudian kembali ke Indonesia.
Tentunya beliau tidak sendiri saat menempuh ilmu di kota suci, beliau memiliki banyak teman, diantaranya adalah Muhammad Abrori Sholeh Asal Madura, Gus Hamid Dari Magelang.
Pada tahun 2010 beliau kembali ke Indonesia dan langsung menuju ke pondok pesantren, hal ini dilakukan karena beliau ingat pesan dari orang tua beliau “ kamu berangkat dari Al-Khoirot maka kamu juga harus pulang ke Al-Khoirot juga, suwan dulu ke pengasuhnya”, beliau sampai di pesantren pada waktu subuh, dan beliau sowan ketika kiyai keluar dari masjid selepas melaksanakan Sholat Subuh berjamaah.
Kembali ketempat dambaan para santri
Setelah kembali ke Indonesia beliau menikah, kemudian pada tahun 2022 beliau di datangi oleh salah-satu alumni terpercaya kiyai yaitu H. Mustofa, dengan membawa pesan bahwasannya beliau diberi kesempatan untuk mengamalkan ilmunya di Pondok Pesantren, beliau sangat antusias dengan jawabannya “ jika memang saya dibutuhkan oleh guru saya, saya siap siap saja” dan akhirnya beliau mengajar kembali di Pesantren hingga saat ini dalam bentuk pengabdian beliau kepada Pesantren.
Pesan beliau untuk Al-Khoirot
Beliau berkeyakinan bahwa, selama kita mengikuti apa yang diputuskan oleh Kiyai Insya Allah Al-Khoirot Akan terus maju.
Oleh : Mustofa Ali Maksum
Baca juga : Buletin MTs Al-Khoirot No 3 Juli 2023
Buletin MTs Al-Khoirot ditulis dan diterbitkan oleh para siswa tingkat SLTP program Madrasah Tsanawiyah Al-Khoirot. Sebuah lembaga terakrediasi (diakui pemerintah) yang berada di bawah Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang. Lebih detail, klik di sini!
Para siswa MTs Al-Khoirot seluruhnya terdiri dari para santri Ponpes Al-Khoirot (PPA). Karena, syarat masuk MTs Al-Khoirot adalah menjadi santri di PPA.