Biografi

Bografi Muhammad Amin Fatih, S.pd., M.Pd. Santri Kebanggaan Al-Khoirot

Muhammad Amin Fatih
Oleh : Mustofa Ali Maksum

Amin Kecil

Beliau bernama Muhammad Amin Fatkhih, beliau lahir di Lumajang  tanggal 8 Februari, 1997,  beliau adalah anak kedua dari tiga bersaudara, beliau menempuh pendidikannya di MI Miftahul Ulum lalum, MTs Miftahul Ulum, MA Al-khoirot, S1, S2 di Universitas Maulana Malik Malang.

Beliau terlahir dikalangan keluarga yang mendominasi latar belakang santri, kebetulan Ibu dan Ayah beliau dan Kakak beliau adalah Santri dan semuanya adalah Santri alumni Pondok Pesantren Al-Khoirot.

Keputusan yang sulit

Ustad Amin adalah siswa yang cukup pintar dikesanya, sehingga saat kelulusan tiba, beliau diberikan tawaran untuk meneruskan di Sekolah Negri atau menimba ilmu Agama di pesantren, saat itu beliau memutuskan untuk memperdalam Ilmu Agama di Pesantren.

Kemudian beliau memilih Pondok Pesantren Al-Khoirot, Karena beliau berasumsi jika semua keluarga saya alumni Al-Khoirot maka saya harus meneruskan jejak keluarga saya agar tetap satu guru.

Beliau masuk ke Pesantren Al-Khoirot pada tahun 2011 dan melanjutkan jenjang Aliyah disana juga. Setelah itu beliau meneruskan ke jenjang bangku perkuliahan di Universitas Raden Rahmad dan Universitas Maulana Malik Malang.

Motifasi untuk kuliah

Setelah menyelasaikan sekolah di jenjang Madrasah Aliyah, beliau bertekad untuk melanjutkan ke bangku Perkuliahan, hal ini memang terlihat aneh bagi kalangan santri lainnya, terlebih beliau menjalani perkuliahannya dari Pesantren, tentu banyak kontroversi dikarenakan lingkungan yang berbeda.

Namun beliau tetap bersikukuh untuk tetap menjalani keputusannya, hal ini dikarenakan beliau ingin mewujudkan cita-cita orang tuanya yang menginginkan putranya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di perkuliahan.

Selain itu beliau juga berasumsi bahwa nanti dimasa depan orang yang tidak memiliki legalitas pendidikan yang formal, tidak akan diakui meskipun sebenarnya orang tersebut pintar, hal inilah yang menjadi alasan beliau untuk menepuh pendidikannya di dunia perkuliahan.

Lanjut S2 atau bekerja

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Universitas Raden Rahmad, beliau memilih untuk melanjutkan ke jejang yang lebih tinggi lagi, karena menurut beliau bila hanya di jenjang S1 saja itu tidak cukup sehingga beliau memutuskan untuk melanjtkan pendidikannya.

Beliau melanjutkan pendidikannya di Uniersitas Maulan Malik Malang dikarenakan termasuk dari salah-satu kampus yang bergengsi dan terjangkau, dan beliau masih tetap menjalani perkuliahannya dari Pesantren.

Selain santri yang aktif di perkuliahan beliau juga santri yang rajin menulis, banyak karya beliau yang sudah mendapatkan penghargaan dan bahkan ada beberapa karya beliau yang sudah dirujuk oleh dua puluh Sembilan orang yang salah satunya dirujuk oleh Mahasiswa luar Negri yang berasal dari Universitas of Kufa, Irak  dan masih banyak lagi, hingga kini beliau masih aktif menulis sembari menjalani pendidikannya di S3 dan mengabdi di Pesanten Al-Khoirot.

Awal perjalanan menulis karya ilmiah

Berikut pernyataan beliau saat mejelaskan lika-liku perjalanan menulis karya Ilmiyah.

Awal perjalanan menulis karya ilmiah saya tempuh semenjak akhir perkuliahan S2, di mana saat itu saya dan Dosen Pembimbing mulai mengawali menulis satu artikel jurnal dari hasil kajian Tesis saya.

Alhamdulillah artikel tersebut dapat diterima dan bisa diterbitkan di jurnal dengan indeks Copernicus dan Sinta 3. Kemudian setelah lulus S2 dengan niat dan tekat yang besar (karena saat itu biaya untuk melanjutkan S3 di tabungan saya sangat menipis sekali).

Saya ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (studi S3) untuk lebih memantapkan keilmuan saya dalam bidang Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Akhirnya dengan segala keterbatasan finansial, saya bertekat untuk melanjutkan Study S3.

Keinginan saya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan S3 ternyata tidak mengecewakan. Mengapa saya bilang begitu? Karena di S3 saya banyak dipertemukan dengan para Profesor yang keilmuannya tidak diragukan lagi serta dipertemukan dengan teman-teman yang sebagian besar sudah menjadi Dosen dan peneliti.

Saat itu saya merasa sangat insecure pada diri saya sendiri, karena melihat dari segi pengalaman dibidang pendidikan dan khususnya menulis karya ilmiah mereka sangat mumpuni dibandingkan saya. Disisi lain saya juga termasuk mahasiswa paling muda diantara teman-teman S3 saya.

Meneliti dan mengkaji literatur pendidikan merupakan sebuah makanan sehari-hari bagi para mahasiswa S3 MPI. Sehingga kemampuan riset dan menulis karya ilmiah merupakan kewajiban bagi saya dan teman-teman S3 untuk terus dilakukan di setiap mata kuliah yang dipelajari.

Akhirnya saya mencoba untuk menelusuri seberapa banyak tulisan mereka di akun Google Scholar. Hingga pada akhirnya setelah saya telusuri ternyata ada beberapa yang tulisan karya ilmiahnya di Google Scholar sudah banyak dan ada juga yang masih sedikit.

Hasil dari penelusuran tersebut setelah saya baca-baca karya tulis teman saya dan beberapa Dosen saya, ternyata mampu memberikan sebuah motivasi besar bagi saya untuk bisa seperti mereka.

Di samping itu juga yang menjadi salah satu motivasi saya untuk menulis ialah karena setiap kita mengobrol dan diskusi di kelas pasti yang dibahas tidak lepas dari pembahasan menggojloki teman yang belum nikah (entah bahasa Indonesianya menggojloki itu apa hehehe) dan membahas jurnal ilmiah.

Sontak saya heran kenapa teman-teman ini kok itu-itu saja yang menjadi tranding topik pada saat diskusi dan saat obrolan biasa. Padahal kan saya kedua topik tersebut tidak ada yang ahli untuk dibahas karena saya sendiri belum pengalaman. Kenapa kok tidak bahas lainnya seperti bahas jelan-jelan gitu kek.

Nah fenomena yang saya alami tersebut menambah saya untuk terus memperdalam keahlian dalam riset dan menulis karya ilmiah. Sehingga di awal perkuliahan S3 semua makalah saya atas saran dari Dosen dan teman-teman S3 suruh dijadikan sebuah artikel jurnal ilmiah saja.

Sehingga beberapa jurnal yang berhasil saya terbitkan merupakan hasil dari makalah yang kemudian dikembangkan melalui kritik dan masukan dari teman-teman ketika presentasi atau diskusi di S3. Di tahun 2021 saya mulai menabung tulisan untuk saya kirim ke portal Jurnal di beberapa perguruan tinggi.

Baru di tahun 2022 ini alhamdulillah setelah sekian lama menabung tulisan dan menanti kepastian yang lama dari tim reviewer dan editor. Akhirnya sudah ada 6 artikel jurnal yang berhasil saya terbitkan, 29 sudah di citation atau dirujuk oleh para peneliti lainnya, dua artikel proses di review oleh tim reviewer dan dua artikel lagi proses penerbitan  semoga segera ada kepastian.

Dalam menulis jurnal ilmiah penulis harus banyak sabar menunggu kepastian dari tim reviewer dan tim editor. Penulis harus menunggu waktu sekitar satu bulan bahkan sampai satu tahun untuk mengetahui apakah jurnal yang sudah kita submite akan diterima atau ditolak.

Lika-liku dalam Dunia menulis jurnal seperti inilah yang terkadang menjadi salah satu tantangan berat bagi para peneliti untuk bisa menentukan nasib tulisannya. Terlebih para Akademisi, Peneliti dan Dosen yang ingin tulisannya bisa tembus di Dunia Jurnal Internasional terindeks Scopus.

Karena di Jurnal Internasional terindeks Scopus saringan untuk bisa memasukkan tulisan kita ke Scopus sangat ketat, hal itu disebabkan kualitas yang dihasilkan Scopus diakui internasional sehingga tim reviewernya pun terdiri dari para Doktor dan Profesor dari berbagai belahan negara.

Harapan untuk Al-Khoirt di masa depan

Beliau berharap semoga di masa depan  Al-Khoirot bisa melahirkan generasi yang berilmu baik Ilmu Agama dan Ilmu Umum. Sesuai dengan salah-satu Moto Al-Khoirot yakni

Ilmuwan  yang ulama dan Ulama’ yang Ilmuwan “

 

Ust. Amin fatih, S.Pd.,M.Pd

Muhammad Amin Fatih
+ posts

Buletin MTs Al-Khoirot ditulis dan diterbitkan oleh para siswa tingkat SLTP program Madrasah Tsanawiyah Al-Khoirot. Sebuah lembaga terakrediasi (diakui pemerintah) yang berada di bawah Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang. Lebih detail, klik di sini!

Para siswa MTs Al-Khoirot seluruhnya terdiri dari para santri Ponpes Al-Khoirot (PPA). Karena, syarat masuk MTs Al-Khoirot adalah menjadi santri di PPA.

Avatar

Redaksi MTs Al-Khoirot

Buletin MTs Al-Khoirot ditulis dan diterbitkan oleh para siswa tingkat SLTP program Madrasah Tsanawiyah Al-Khoirot. Sebuah lembaga terakrediasi (diakui pemerintah) yang berada di bawah Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang. Lebih detail, klik di sini! Para siswa MTs Al-Khoirot seluruhnya terdiri dari para santri Ponpes Al-Khoirot (PPA). Karena, syarat masuk MTs Al-Khoirot adalah menjadi santri di PPA.