Hikmah

Maulid Nabi Muhammad SAW : 5 Tugas Kenabian

Bulan Rabiul Awal adalah bulan istimewa bagi umat Islam. Pada bulan inilah Rasulullah Muhammad ﷺ dilahirkan, sosok mulia yang diutus Allah untuk membawa cahaya kebenaran dan menyelamatkan umat manusia dari gelapnya kejahiliyahan.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan ini adalah memperbanyak shalawat kepada Nabi. Shalawat bukan hanya ibadah yang diperintahkan kepada manusia, melainkan juga ibadah yang dilakukan oleh Allah dan para malaikat-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 56:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Rasulullah ﷺ juga menegaskan keutamaan shalawat. Dalam sebuah hadits riwayat Muslim disebutkan:

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

“Siapa saja yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali,” (HR Muslim).

Bulan Rabiul Awal memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam. Pada bulan inilah Nabi Muhammad SAW dilahirkan, sosok agung yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekadar mengenang hari kelahirannya, tetapi juga sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada beliau. Lebih dari itu, peringatan Maulid adalah momen penting untuk meneladani akhlak mulia dan perjuangan Rasulullah dalam menegakkan agama Allah.

Bulan Rabiul Awal memiliki keistimewaan tersendiri bagi umat Islam. Pada bulan inilah Nabi Muhammad SAW dilahirkan, sosok agung yang menjadi rahmat bagi seluruh alam. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bukan sekadar mengenang hari kelahirannya, tetapi juga sebagai bentuk cinta dan penghormatan kepada beliau. Lebih dari itu, peringatan Maulid adalah momen penting untuk meneladani akhlak mulia dan perjuangan Rasulullah dalam menegakkan agama Allah.

Imam Al-Bushiri dalam Qashidatul Burdah menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah sebab terciptanya dunia. Hal ini juga sesuai dengan hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Al-Baihaqi, disebutkan:

وَكَانَ رَأَى عَلَى قَوَائِمِ الْعَرْشِ مَكْتُوبًا: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ، سَأَلْتَنِي بِحَقِّهِ أَنْ أَغْفِرَ لَكَ، وَلَوْلَاهُ مَا خَلَقْتُكَ

Nabi Adam AS melihat tulisan pada tiang Arasy: “Lā ilāha illallāh, Muhammadur Rasūlullāh.” Allah berfirman: “Engkau memohon ampun dengan menyebut nama Muhammad. Jika bukan karenanya, Aku tidak akan menciptakanmu.”

Dari hadis ini dapat dipahami bahwa keberadaan Nabi Muhammad SAW adalah alasan terciptanya Nabi Adam AS, keturunannya, bahkan seluruh alam semesta. Allah menciptakan dunia ini agar manusia dapat beribadah, dan semua itu berawal karena keberkahan Nabi Muhammad SAW.

Lima Tugas Utama Rasulullah dalam Al-Qur’an

Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 45–46 menjelaskan lima peran penting Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir:

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa tugas pertama Nabi Muhammad adalah sebagai شَاهِدًا “Syahidan” (saksi). Maksud dari saksi ini adalah Rasulullah SAW menjadi saksi atas keesaan Allah dan kelak menjadi saksi atas amal perbuatan manusia di hari kiamat. Hal ini ditegaskan juga dalam QS. Al-Baqarah ayat 143.

لِّتَكُوْنُوْا شُهَدَاۤءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ عَلَيْكُمْ شَهِيْدًاۗ

Artinya: “agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Tugas kedua Rasulullah adalah sebagai مُبَشِّرًا (Mubasysyiran), yakni pembawa kabar gembira. Beliau diutus untuk menyampaikan berita bahagia kepada kaum mukminin, berupa janji pahala yang besar dari Allah Swt. sebagai balasan atas ketaatan mereka dalam menjalankan perintah-Nya.

Selanjutnya, tugas ketiga beliau adalah نَذِيْرًا (Nadziran), yaitu pemberi peringatan. Rasulullah diberi amanah oleh Allah Swt. untuk mengingatkan orang-orang kafir mengenai dahsyatnya azab Allah yang amat pedih bagi siapa pun yang ingkar dan menolak kebenaran.

Adapun tugas keempat Nabi Muhammad adalah menjadi دَاعِيًا اِلَى اللّٰهِ (Daiyan ilallah), yaitu penyeru umat manusia menuju agama Allah. Makna penyeru di sini adalah mengajak seluruh makhluk untuk beribadah hanya kepada Allah Swt.

Kemudian, tugas kelima Rasulullah adalah sebagai سِرَاجًا مُّنِيْرًا (Sirajan Muniran), yakni cahaya yang menerangi. Maksudnya, beliau menjadi sumber kebenaran yang terang-benderang, laksana sinar matahari yang tidak dapat dipungkiri kebenarannya kecuali oleh orang-orang yang keras kepala dan enggan tunduk pada petunjuk Allah.

Pentingnya Memperbanyak Shalawat di Bulan Rabiul Awal

Memperingati Maulid Nabi identik dengan memperbanyak shalawat. Amalan ini bukan hanya bentuk cinta kepada Rasulullah SAW, tetapi juga sarana untuk meraih syafaat beliau di hari kiamat. Selain itu, memperbanyak shalawat mendekatkan hati kita kepada Allah dan menumbuhkan rasa cinta yang lebih dalam kepada Rasulullah.

Santri at  |  + posts

Lulusan sarjana I di IAI Al-Qolam Malang, Asal Sengon, Bantur Malang. masih aktif menjadi santri kelas Tsanawiyah 2 di Madin Al-Khoirot sekaligus menjadi guru di MTs Al-Khoirot Malang

Ahmad Roziqin

Lulusan sarjana I di IAI Al-Qolam Malang, Asal Sengon, Bantur Malang. masih aktif menjadi santri kelas Tsanawiyah 2 di Madin Al-Khoirot sekaligus menjadi guru di MTs Al-Khoirot Malang