Hikayat

Perjalanan yag Tidak Direstui

Hikayat – Dikisahkan, pada suatu saat, ada seorang syaikh yang mempunyai kedudukan dan kemuliaan. Dia 3 hendak pergi ke Mekah untuk melaksanakan ibadah. Sayang, ibunya tidak merestuinya. Namun, ia tetap bersikeras berangkat dan tidak memperdulikan restu dari ibunya.

Lantas, sang ibu berdoa, “Wahai Tuhanku, berikanlah ia hukuman.”

Singkat cerita, sang syaikh tiba di Madinah pada malam hari dan ia langsung memasuki masjid. Kebetulan pada malam itu ada seorang maling yang memasuki salah satu rumah penduduk Madinah, namun keberadaan maling tersebut diketahui pemilik rumah. Si maling pun melarikan diri dan bersembunyi di salah satu sudut masjid.

Ketika para para penduduk mengejarnya sampai masjid, mereka melihat seseorang yang sedang salat dan langsung I menangkapnya dan dihadapkan pada raja setempat. Sang raja pun memerintahkan agar orang tersebut dipotong kedua I kaki dan tangannya serta mengeluarkan kedua matanya.

Setelah itu, para penduduk menggiringnya mengelilingi pasar seraya berteriak, “Inilah hukuman pencuri.”

Maling tersebut yang ternyata adalah sang syaikh tadi berkata, “Janganlah kalian mengatakan demikian, melainkan katakanlah, inilah hukuman orang yang pergi ke Mekah tanpa restu orangtuanya.

Ketika penduduk sadar bahwa yang digiring merupakan seorang syaikh yang mulia, mereka meminta maaf dan mengantarkan beliau ke rumahnya.
Sebelum sang syaikh sampai, ibunya terlebih dahulu berdoa, “Ya Allah, kala engkau telah menghukumnya, maka kembalikanlah ia kepadaku sehingga aku bisa melihatnya.”

Setelah sang ibu bertemu kembali dengan anaknya dalam keadaan yang mengenaskan, akhirnya ia berdoa kepada Allah, “Wahai Tuhanku, kalau keadaannya demikian, maka cabutlah nyawaku dan nyawanya.”
Dan mereka berdua akhirnya meninggal seketika.
Disadur dari kitab Durratun Nasihin, Syaikh Utsman bin Hasan Ahmad Asy Syakir

Santri at Pondok Pesantren Al-Khoirot | + posts

Lulusan sarjana I di IAI Al-Qolam Malang, Asal Sengon, Bantur Malang. masih aktif menjadi santri kelas Tsanawiyah 2 di Madin Al-Khoirot sekaligus menjadi guru di MTs Al-Khoirot Malang

Avatar

Ahmad Roziqin

Lulusan sarjana I di IAI Al-Qolam Malang, Asal Sengon, Bantur Malang. masih aktif menjadi santri kelas Tsanawiyah 2 di Madin Al-Khoirot sekaligus menjadi guru di MTs Al-Khoirot Malang