KeislamanTerjemahan Kitab

Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam: Catatan Tentang Keistimewaan Beberapa Surat

تنبيه في فضائل بعض السور
Catatan Tentang Keistimewaan Beberapa Surat

.ذكرالعلامة القرطبي في تفسيره الجامع الأحكام القرآن بابا خاصاً، نبه فيه على أحاديث وضعت في فضل (سور القرآن)، ونحن نجتزئ من كلامه ببعض فقرات

Al-‘Alamah imam Al-Qurthubi menyebut satu bab khusus dalam tafsirnya, Al-Jami’ Al-Ahkam Al-Qur’an (الجامع الأحكام القرآن), ia memberikan pengajaran dalam kitabnya tentang beberapa hadis yang dibuat-buat (palsu) berkenaan dengan keistimewaan (beberapa) surat dalam Al-Qur’an. Dan kami akan mengutip beberapa paragraf dari ucapannya.

قال رحمه الله : لا التفات لما وضعه الواضعون، واختلقه المختلقون، من الأحاديث الكاذبة، والأخبار الباطلة، في فضل سور القرآن، وغير ذلك من فضائل الأعمال، قد ارتكبها جماعة كثيرة، اختلفت أغراضهم ومقاصدهم في ارتكابها

Ia berkata (semoga Allah merahmatinya): tidak perlu memperhatikan pada sesuatu yang dibuat-buat oleh para pemalsu dan pengarang, berupa hadis-hadis dusta, berita-berita bohong tentang keistimewaan beberapa surat dalam Al-Qur’an, dan berbagai keistimewaan amalan lainnya. Perbuatan ini telah dilakukan oleh sekumpulan orang banyak dengan maksud dan tujuan yang berbeda-beda.

فمنهم قوم من الزنادقة وضعوا أحاديث، ليوقعوا بذلك الشكّ في قلوب النّاس. ومنهم قوم وضعوا الحديث الهوى يدعون النّاس إليه، حتّى قال شیخ من شيوخ الخوارج بعد أن تاب (إنّا كنّا إذا هوينا أمراً صيّرناه حديثاً)، ومنهم جماعة وضعوا الحديث حسبة (أي لوجه الله) كما زعموا، يدعون الناس إلى فضائل الأعمال، كما فعل (نوح المروزي) حيث كان يضع أحاديث في فضل سورالقرآن سورة، سورة، فلما سئل عن ذلك قال: إني رأيت الناس قد أعرضوا عن القرآن، واشتغلوا بققه : (أبي حنيفة) ومغازي (ابن اسحق) فوضعت هذا الحديث حسبة

Sebagian dari mereka adalah kaum Zindik (orang yang berpura-pura iman) yang telah merekayasa hadis dengan tujuan menanamkan keraguan di dalam hati manusia. Sebagiannya lagi adalah kaum yang memalsukan hadis karena mengikuti hawa nafsu, kemudian mengajak manusia kepadanya, sehingga seorang tokoh dari kalangan Khawarij berkata setelah ia bertaubat (sesungguhnya di saat kami mencintai sesuatu maka kami akan mengubahnya menjadi sebuah hadis), sebagian dari mereka juga terdapat kelompok yang memalsukan hadis karena ibadah (yakni karena Allah ta’ala) sebagaimana mereka membuat pernyataan, untuk mengajak manusia agar melakukan sebaik-baiknya perbuatan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Nuh al-Marwazi, ketika ia membuat sebuah hadis tentang keistimewaan surat-surat Al-Qur’an satu per satu. Ketika ia ditanya tentang hal itu, ia menjawab: Sesungguhnya aku melihat orang-orang telah berpaling dari Al-Qur’an, mereka sibuk dengan fikih ala madzhab imam Abu Hanifah serta sejarah peperangan Ibnu Ishak. Oleh karena itu aku membuat hadis ini karena ibadah.

ثمّ قال رحمه الله :

فحذار مما وضعه أعداء الدين، وزنادقة المسلمين، في باب (الترغيب والترهيب) وغير ذلك، وأعظمهم ضرراً أقوام من المنسوبين إلى الزهد وضعوا الحديث حسبة فيما زعموا، فتقبّل الناس موضوعاتهم، ثقة منهم بهم، وركوناً إليهم، فضلّوا وأضلّوا

Maka waspadalah terhadap hal-hal yang dibuat oleh musuh-musuh agama dan kaum zindik dari kalangan muslim, dalam bab al-Targhiib wa al-Taraahib (anjuran dan peringatan) beserta selainnya. Dan, yang paling besar kesesatannya adalah sekelompok orang yang dianggap sebagai ahli zuhud, yang membuat hadis palsu dengan pengakuan bahwa mereka melakukannya atas dasar ibadah, kemudian orang-orang pun menerima hadis-hadis palsu mereka, karena kepercayaannya terhadap mereka, dan kecenderungan hatinya terhadap mereka, sehingga mereka pun tersesat dan menyesatkan.

 

+ posts

Santri asal Bandung, namun lebih lama hidup di kotanya orang. Lebih tepatnya, pada pertengahan tahun 2016, ia berunjuk gigi di hadapan publik dengan keberadaannya di ujung timur pulau Jawa.

Soal sekarang, Alhamdulillah masih duduk di bangku yang tidak umumnya orang duduki. Maksudnya, status masih pelajar tingkat Ma'had Aly di Pondok Pesantren Al-Khoirot dan belum menikah.

Kebetulan, dia juga sedang menempuh studi S1 di Universitas Al-Qolam Malang, jika malas baca bisa disingkat menjadi UQM, begitu katanya.

Itu saja mungkin, selebihnya bisa berkunjung ke rumahnya.

Fauzan Taqiyuddin

Santri asal Bandung, namun lebih lama hidup di kotanya orang. Lebih tepatnya, pada pertengahan tahun 2016, ia berunjuk gigi di hadapan publik dengan keberadaannya di ujung timur pulau Jawa. Soal sekarang, Alhamdulillah masih duduk di bangku yang tidak umumnya orang duduki. Maksudnya, status masih pelajar tingkat Ma'had Aly di Pondok Pesantren Al-Khoirot dan belum menikah. Kebetulan, dia juga sedang menempuh studi S1 di Universitas Al-Qolam Malang, jika malas baca bisa disingkat menjadi UQM, begitu katanya. Itu saja mungkin, selebihnya bisa berkunjung ke rumahnya.