Teori Kontekstual Sastra dalam Pesantren
Teori kontekstual adalah Teori belajar yang membantu guru mengaitkan materi dengan kehidupan nyata, dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran efektif, yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, dan penilaian sebenarnya.
Johnson mengartikan pembelajaran kontekstual adalah suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari hari yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya, sosialnya, dan budayanya.
Nah, dari dua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori kontekstual ini materi yang dikaitkan dengan kehidupan nyata, setelah menyampaikan materi ini kepada siswa/i alangkah baiknya langsung mempraktekkan, karna disini judul saya didalam pesantren maka bisa dengan cara menunggu santri tersebut liburan lalu diajak ziarah ke tokoh-tokoh penyebar agama islam seperti para Waliyullah, atau ziarah ke para pejuang kemerdekaan indonesia seperti bpk ir. Soekarno.
Setelah diajak ketempat tempat seperti itu nantik santri diharuskan menuliskan karya ilmiah seperti opini, feature dan karya ilmiyah lainnya, bisa juga membuat puisi atau sejenisnya.
Bisa membuat feature biografi para wali atau para pejuang kemerdekaan indonesia dengan melakukan wawancara, observasi dan lainnya, intinya yang bisa membantu untuk mengumpulkan data data yang terpercaya.
Jika terlalu sulit, maka santri juga bisa membuat karya sastra tentang kyainya, puisi untuk kyai atau bahkan untuk pesantrennya.
Disini ada contoh sebuah karya sastra, saya mengutip satu karya sastra, berikut ini adalah puisi santri karya santri pondok pesantren khas kempek cirebon.
PESANTRENKU
Sampai kapan pun, ada satu hal
Yang akan selalu ku pertahankan
Hingga usia memisahkan
Yaitu, ta’dzim kepada kyai.
Seorang yang mengabdikan dirinya demi ilmu
Menebar cahaya tanpa peduli waktu
Menanamkan cinta tanah air agar bangsa tetap bersatu
Yang mengajar ikhlas tanpa berharap balas
Yang memberi tanpa menuntut kembali
Menjadi inspirasi ribuan santri
Untuk terus kembangkan potensi
Guruku, aku rindu nasihatmu
Aku rindu abuya Ja’far dengan ketegasannya,
Kang Saod dengan kecerdasannya,
Humor segar kang Muh disela-sela kajian tafsirnya,
Kezuhudan kang Ahsin dengan kerendahhatiannya.
Dan lantunan merdu kang Niam yang selalu menggugah jiwa.
Tak ada yang dapat menghitung apa yang beliau beri.
Walaupun sering kali diri ini berulah, kau tetqp menghadapiku dengan tabah.
Maafkanlah diriku yang penuh dengan salah.
Terlalu banyak kagum untuk diutarakan
Akan teduh wajahmu yang membawa kedamaian
Satu hal yang pasti, sekarang dan selanjytnya
Tugasku hanya satu, menjadi sepertimu.
Menebar kebaikan dimanapun berada,
Menjadi perekat pemersatu bangsa,
Demi menjaga keutuhan indonesia.
Entahlah apakah aku mampu, tapi aku akan tetap mencoba
Karena aku tahu, doamu selalu menyertaiku.
Itulah contoh puisi yang saya kutip, semoga bisa menjadi contoh untuk teori kontekstual sastra dalam pesantren.