الْمَلِكُ عَجِيبٌ (17)
الْمَلِكُ عَجِيبٌ (17)
Hannan Haris
Raja menutup mata ketika mendengar tangisan lelaki tua |
أَغْمَضَ الْمَلِكُ عَيْنَيْهِ عِنْدَمَا سَمِعَ صُرَاخَ الشَّيْخَ |
Raja mendengar suara tangisan orang-orang tersebut |
سَمِعَ الْمَلِكَ أَصْوَاتَ الرِّجَالِ، وَهُمْ يَبْكُونَ |
Setelah sekian lama, orang-orang itu keluar sambil membawa jenazah anak laki-laki |
وَبَعْدَ مُدَّةٍ طَوِيلَةً، خَرَجَ الرِّجَالُ، وَهُمْ يَحْمِلُونَ جُثَّةَ الْفَتَى |
Mereka semua shalat jenazah, lalu menguburkan anak laki-laki itu dan pergi |
صَلَى الْجَمِيعُ صَلَاةَ الْجَنَازَةِ، ثُمَّ دَفَنُوا الْفَتَى، وَغَادَرُوا |
*** |
|
Raja Ajib turun dan memikirkan cara untuk meninggalkan pulau |
نَزَلَ الْمَلِكُ عَجِيبٌ، وَرَاحَ يُفَكِّرُ فِي طَرِيقَةٍ كَيْ يُغَادِرَ الْجَزِيرَةَ |
Akan tetapi dia tidak menemukan jalan; sehingga dia memutuskan untuk mencari penduduk pulau |
لَكِنَّهُ لَمْ يَجِدْ أَيَّ طَرِيقٍ؛ فَقَرَّرَ أَنْ يَبْحَثَ عَنْ سُكَّانِ الْجَزِيرَةِ |
Raja Ajib berjalan di pulau itu selama sembilan hari, tetapi dia tidak menemukan siapa pun |
سَارَ الْمَلِكُ عَجِيبٌ فِي الْجَزِيرَةِ تِسْعَةَ أَيَّامٍ، لَكِنَّهُ لَمْ يَجِدْ أَحَدًا |
Pada hari kesepuluh, dia melihat api besar di kejauhan, dan berlari ke arahnya dengan cepat |
وَفِي الْيَوْمِ الْعَاشِرِ، رَأَى نَارًا عَظِيمَةً بَعِيدَةً، فَسَارَ نَحْوَهَا بِسُرْعَةٍ |
Ketika sampai, dia melihat sebuah istana besar yang terbuat dari tembaga |
وَعِنْدَمَا وَصَلَ، رَأَى أَمَامَهُ قَصْرًا كَبِيرًا مِنَ النُّحَاسِ |
Raja menyadari bahwa dia tidak melihat api, tetapi melihat pantulan sinar matahari di istana tembaga tersebut |
عَرَفَ الْمَلِكُ أَنَّهُ لَمْ يَرَى نَارًا، بَلْ رَأَى اِنْعِكَاسَ ضَوْءِ الشَّمْسِ عَلَى الْقَصْرِ النُّحَاسِي |
Kolom ini dikelola oleh Santri program Bahasa Arab Modern Al-Khhoirot (BAMA). Sebuah lembaga yang berada di bawah Pondok Pesantren Al-Khoirot