Mengawal Lisan
Seringkali kita tergelincir dalam berbicara yang tanpa kita sadari ternyata hal itu telah menyakiti perasaan saudara kita. Terlebih saat kita tengah di kuasai amarah, acapkali kita tidak dapat membendungnya sehingga diri kita tidak dapat mengontrol setiap kalimat yang keluar dari lisan kita. Benaralah apa yang dikatakan Ponijan Liaw”saat sedang kalut, jangan buka mulut agar tidak menambah kemelut”. Oleh karena itu hendaknya bagi setiap individu agar selalu berusaha mengawal lisannya agar tidak mudah mengatakan hal-hal yang berujung pada maksiat lisan seperti halnya menggunjing, menfitnah, memaki, berkata kotor, mencela dan lain sebagainya.
Seseorang itu tidak hanya dipandang dari bagaimana ia menjalin hubungan secara vertical atau yang biasa kita kenal dengan hablunminallah namun juga dari hubungan secara horizontal atau hablunminannas. Termasuk dari menjaga hubungan secara horizontal adalah menjaga lisannya agar tidak mudah menyakiti hati orang lain. Seorang muslim yang ideal bukanlah dia yang hanya selalu baik dalam masalah ibadahnya namun dalam masalah kesehariannya ia selalu menyakiti hati orang lain, melukai persaan orang disekitarnya ataupun sebaliknya. Tetapi muslim yang ideal adalah dia yang mampu menyeimbangkan antara hablunminallah dan hablunminannasnya, dalam artian tidak berat sebelah. Dia tidak hanya menjaga hubungannya dengan Tuhannya namun dia juga selalu beruaha menjaga hubungan baik dengan orang-orang disekitarnya, tidak menfitnah, menggibahi, mengadu domba, menyakiti hati orang lain dengan perkataannya ataupun maksiat lisan yang lainnya
Rosulullah SAW pernah bersabdah dalam sebuah hadistnya yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang artinya”orang yang sempurna islamnya ialah orang yang menyelamatkan orang islam lainnya dari gangguan lidah dan tangannya”. Dalam hadist tersebut perintah untuk menjaga lisan sudah sangatlah jelas, yang mana dalam hal ini ditegaskan dalam kalimat”gangguan lidah”. Seorang muslim yang ingin mencapai kesempurnaan dalam berislam, ia harus mampu menjaga lisannya. Oleh karena itu seseorang yang rajin ibadah, rajin puasa ataupun rajin ibadah mahdhah lainnya namun dia tidak bisa menjaga lisannya, senang melukai hati orang-orang di sekitarnya dia masih belum bisa dikatakn sebagai seseorang yang sempurna islamnya.
Habib Ali Zaenal Abidin berkata”menjaga hati sama pentingnya dengan menjaga lisan. Sebab, jika seseorang hatinya baik, maka akan keluar dari lisannya perkataan yang baik. Lisan mencerminkan kebersihan hati seseorang”. Kalimat yang keluar dari lisan seseorang adalah cermianan dari apa yang ada didalam hatinya, jika hatinya baik maka ia akan senantiasa mengucapkan kalimat-kalimat yang baik, begitupun sebaliknya.
Baca juga : Isu Bias Gender Yang Tak Kunjung Usai
Mahasiswa IAI Al-Qalam Malang, alumni pondok pesantren Al-Khoirot putri