Logika dalam Berbahasa
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan lepas dengan interaksi dengan sesamanya. Dalam proses interaksi antar sesamanya, manusia membutuhkan bahasa sebagai perantara agar sama-sama mengerti satu sama lain. Dalam proses tersebut perlu diketahui bahwa berbahasa juga harus memakai logika. Apalagi bahasa yang digunakan yaitu bahasa keilmuan tentu harus memiliki logika.
“Dia sering terlambat”. Dalam contoh pernyataan tersebut apakah sudah memenuhi ketatabahasaan yang baik? Jawabannya iya, contoh pernyataan tersebut sudah memenuhi ketatabahasaan yang baik dalam tata bahasa Indonesia. Dalam penggunaan bahasa sehari – hari juga sudah memenuhi jika orang yang berinteraksi saling mengerti. Namun, dalam bahasa keilmuan pernyataan tersebut belum atau tidak bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai seberapa sering atau banyak kata “dia sering datang terlambat”. Dua kali? Atau tiga kali?. Bahasa yang tidak memiliki keterukuran berarti bahasa tersebut belum memenuhi kriteria bahasa keilmuan karena bahasa keilmuan selalu menuntut keterukuran dan kenyataan. Oleh karena itu, salah satu bahasa keilmuan yaitu terdapat kelogisan atau logika di dalamnya.
Dalam logika berbahasa, penutur harus memenuhi alur berpikir yang sistematis, logika berbahasa harus memenuhi hubungan antar konsep, serta dalam logika berbahasa tidak boleh menimbulkan kontradiksi.
Pernyataan “Hury tidak akan datang, padahal aku kira dia akan datang pukul sepuluh”. Pernyataan tersebut tidak logis karena di dalamnya terdapat pertentangan dalam hubungan kedua konsepnya yaitu kata “tidak datang” dan “akan datang”. Jika dalam suatu kalimat terdapat hubungan konsep yang bertentangan, maka bisa dikatakan bahwa kalimat tersebut tidak logis.
Dalam bahasa memang tidak ada unsur logika di dalamnya. Namun, bahasa bisa digunakan sebagai sarana berpikir logis. Oleh karena itu, dalam berbahasa dalam berbahasa penutur juga perlu memerhatikan logika.
Halo! Saya Junaidi. Salah satu mahasantri Ma’had A’ly Madrasah Al-Khoirot. Telah menyelesaikan jenjang Madrasah Diniyyah Ibtidaiyyah dan Madrasah Diniyyah Tsanawiyyah Al-Khoirot yang ditempuh selama 8 tahun.