Kemandirian Pembiayaan Pendidikan di Pondok Pesantren Sidogiri Melalui Usaha Produksi Air Minum dalam Kemasan
Pengembangan pembiayaan di lembaga pendidikan Islam khususnya pesantren melalui pengadaan usaha yang strategis sangat perlu untuk terus dilakukan, tujuannya agar pesantren secara mandiri dapat memenuhi berbagai fasilitas dan kesejahteraan yang dibutuhkan pesantren demi menunjang kualitas para santri. Mengingat pesantren sendiri saat ini masih belum mendapatkan dana pendidikan dari pemerintah secara resmi. Pada dasarnya pesantren memiliki peluang dan potensi besar untuk dapat mengembangkan berbagai usaha yang sangat strategis, hal ini dapat dilihat dari adanya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap pesantren sangat besar dibandingkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga lainnya serta didukung dengan adanya kecondongan atau kefanatikan masyarakat muslim lebih-lebih para santri dan alumni pesantren dalam memilih produk yang dihasilkan pesantren dibandingkan produk di luar pesantren. Oleh karena itu tentunya hal ini menjadi peluang besar bagi pesantren untuk bisa membuka usaha dan produksi yang memang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini.
Produksi dalam teori ekonomi didefinisikan sebagai suatu kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang.(Supriyatno, 2008, hlm. 157) Produksi memiliki konsep di mana konsumen menyukai produk yang tersedia di mana saja dengan harga terjangkau. Maka pada saat seperti ini, perusahaan praktis berkonsentrasi pada masalah produksi. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di zaman saat ini merupakan salah satu usaha produksi yang dapat dikatakan cukup menguntungkan. Melihat masyarakat saat ini sudah banyak menyukai dan beralih kepada hal-hal yang instan atau praktis. Seperti halnya dalam acara-acara besar, masyarakat dulunya dalam penyediaan minuman bagi tamu harus memasak Air sendiri sekarang mereka sudah banyak beralih kepada Air minum dalam kemasan yang dikira lebih praktis.
Realita masyarakat saat ini yang sudah banyak menyukai produk minuman instan seperti AMDK dibandingkan membuat sendiri, disebabkan karena masyarakat saat ini sudah banyak disibukkan dengan berbagai pekerjaan mereka, sehingga mereka lebih memilih produk instan di samping itu juga AMDK harganya sangat terjangkau. Disisi lain bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) semakin menggiurkan untuk terus dikembangkan oleh calon wirausaha dan pesantren, mengingat kebutuhan akan air minum terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk. Bahkan saat ini sudah banyak perusahaan yang menggarap bisnis AMDK terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produk-produknya.(Pattasang & Hadiguna, 2021, hlm. 706)
Peluang besar bagi pesantren untuk dapat membuka usaha produksi AMDK ini juga ditunjukkan dengan adanya kebutuhan masyarakat akan air minum sangat tinggi, akan tetapi ketersediaan air yang layak minum dalam artian berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan semakin sulit diperoleh. Saat ini masyarakat, terutama yang ada di kota-kota besar tidak bisa lagi lepas dari AMDK jarang dari mereka yang memasak air minum sendiri mengingat sumber mata air yang ada di kota-kota sudah banyak tercemar oleh perindustrian.(Hengestu, N & Iskandar, D. A, 2017, hlm. 363–372)
Di Indonesia sendiri, berbagai macam merek air mineral telah banyak dikenal oleh masyarakat seperti Aqua, Le Mineral, CV, Safa, Rigen dan merek Santri di mana brand AMDK santri ini merupakan merek yang dimiliki oleh salah satu pondok pesantren salaf dengan pengembangan unit usahanya yang terkenal sukses yaitu Pondok Pesantren Sidogiri. Hal ini tentunya perlu menjadi salah satu percontohan bagi pesantren dan lembaga pendidikan Islam lainya untuk bisa terus mengembangkan usaha dalam kemandirian pembiayaan di pesantren yang ada di Indonesia.
Kemandirian Pesantren Sidogiri Kabupaten Pasuruan Jawa Timur patut dicontoh oleh lembaga pendidikan Islam lainnya. Dengan jumlah santri mencapai sekitar 11 ribu orang, pesantren yang sudah berumur ratusan tahun ini mampu memenuhi kebutuhan dan pengembangan pendidikannya tanpa memiliki ketergantungan dengan pihak lain. Pengasuh Pesantren Sidogiri KH Cholil Nawawi mengatakan bahwa Pesantren Sidogiri tidak pernah menerima bantuan pembangunan sarana dan prasarana baik dari pemerintah maupun pihak swasta. Menurutnya, operasional pesantren diambil dari hasil usaha kecil menengah dengan melibatkan peran santri Pesantren Sidogiri. Kondisi itulah yang membuat pesantren Sidogiri bisa bertahan hingga saat ini dengan belasan ribu santri. Produk ekonomi yang sudah dihasilkan oleh Pesantren Sidogiri, di antaranya mencakup air mineral kemasan dengan merek Santri, kain sarung, baju koko, dan unit usaha lainnya seperti Basmalah, BMT Sidogiri dll.
Perusahaan air minum bermerek Santri merupakan salah satu unit usaha Kopontren yang dimiliki Ponpes Sidogiri yang berperan sebagai sumber Finansial utama Ponpes Sidogiri, didirikan pada tahun 1961 oleh KH. Sa’doellah Nawawi dan berbadan hukum koperasi pada tahun 1997. Sumber mata air AMDK Santri terletak di desa Umbulan, Pasuruan. Mata air di desa Umbulan ini terkenal sebagai salah satu mata air terbaik di dunia. Dalam sehari, kapasitas mesin pabrik Santri dapat memproduksi 9.000 gelas 250 ml, 4500 galon dan 126.000 botol per harinya. Sehingga dalam sebulan, pabrik AMDK Santri mampu mendistribusikan semua produknya ke berbagai wilayah, seperti Probolinggo, Malang, Surabaya, Situbondo, Bondowoso, Jember, Lumajang dan lain-lainnya.(Fuadah & Fauzi, 2019, hlm. 902)
Keberhasilan Kopontren Sidogiri dalam usaha minuman mampu memasok 20% dari total anggaran pengembangan Pondok Pesantren Sidogiri, hal ini terus ditingkatkan oleh Kopontren Sidogiri demi terus menyediakan pendidikan gratis, dengan cara pengembangan unit usaha yang sudah ada dan membuka unit usaha baru, sehingga manfaat secara finansial bisa langsung digunakan untuk operasional belajar mengajar santri dan murid Pondok Pesantren Sidogiri.(Wicaksono, 2022, hlm. 3)
Dalam penelitian yang di lakukan oleh RB Wicaksono. Menyebutkan bahwa Air mineral merek Santri pada tahun 2016 sampai dengan 2019 menunjukkan data penjualan mengalami naik turun, penjualan terbanyak terjadi pada tahun 2017 di mana menurut informasi yang didapatkan banyak lembaga-lembaga yang bekerja sama dengan Distributor untuk menyuplai Air Mineral Dalam Kemasan Merek Santri secara rutin.
Namun, berdasarkan data TBI nasional tahun 2016 sampai 2019 menunjukkan bahwa bisnis air minum dalam kemasan ternyata masih didominasi tiga merek besar. Sehingga menyebabkan produk air minum dengan merek Santri masih belum bisa bersaing ditingkat Nasional, hal ini dikarenakan produsen merek Santri masih belum mampu mengoptimalkan saluran promosi penjualannya secara rutin dan keterbatasan informasi terhadap produk Santri yang mengakibatkan pengetahuan informasi bagi calon konsumen menjadi rendah. Salah satu upaya yang harus dilakukan produsen air minum merek Santri seharusnya dengan mengoptimalkan saluran promosi melalui dunia maya salah satunya dengan memanfaatkan media sosial. Selain itu citra merek (brand image) yang dimiliki produk Santri juga rendah, bahkan citra merek di daerah produksinya sendiri yaitu Pasuruan masih banyak belum diketahui masyarakat.(Wicaksono, 2022, hlm. 7–9).
Baca juga : Tata cara bersuci bagi wanita yang mengalami istihadhah
Santri Ma'had Aly Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang, asal Lumajang yang sedang menempuh program Studi Doktoral Islamic Education Management di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Sebagai peneliti di bidang manajemen pendidikan Islam dengan fokus kepemimpinan dan mutu pendidikan. Karya-karya tulis ilmiahnya dapat diakses melalui akun Google Scholar