Jihad Santri Untuk NKRI
Oleh : Robiatul Maghfiroh
Menjadi seorang santri adalah takdir, bertahan menjadi santri adalah pilihan, dan menjaga nama baik santri adalah kewajiban. Aku adalah seseorang yang terlahir dari dunia pesantren. Pesantren adalah duniaku. Pesantren adalah segalanya bagiku, Pesantren adalah petunjuk tuhan untuk menunjukkan kasih sayangnya. Dari pesantrenlah aku bisa dekat dengan penciptaku. (Pandanganku tentang pesantren saat ini setelah sekian tahun aku menggelutinya).
Berbeda jauh dengan beberapa tahun yang lalu, Bagiku pesantren adalah sebuah tempat yang mengikat dengan erat cita-cita serta kemampuan seseorang, sebuah tempat yang membuat kita tidak berkembang, berpikir kolot, dan pemalas. Hatiku bergejolak, ragaku memberontak. Orangtuaku jahat, membiarkan aku pergi jauh dari mereka, membiarkan ku berada ditempat yang seakan ini adalah penjara bagiku. Mulai saat ini kehidupanku berubah, seakan menjadi suram untuk seterusnya. Pikirku beberapa tahun yang lalu.
Ku buka gerbang pesantren yang tinggi menjulang dengan mata terpejam dan pedih, apakah ini takdirku ?. menjadi santri seakan kutukan bagiku. Setelah kubuka gerbang yang tinggi itu, pandangan ku berubah, pandanganku tentang pesantren seakan berbanding terbalik dengan apa yang aku fikirkan beberapa hari yang lalu. Dan pada saat itulah aku ingin mengubah pandangan orang-orang luar sebayaku yang berfikiran sama dengan ku. Aku ingin menjelaskan kepada mereka bahwa pesantren adalah tempat yang sangat indah, tempat yang membuat kita bisa belajar bagaimana cara menghargai orang lain. Memiliki banyak teman dari beberapa daerah, suku, dan beberapa kalangan. Bukankah itu menarik bukan?.
Aku mulai menejelajahi dunia pesantren disaat hati dan ragaku masih murni. Tidak mengerti apa-apa. Baik tentang huruf-huruf hijaiyah bahkan cara bersuci. Apa itu fiqih dan apa itu tajwid. Semuanya benar-benar kosong.
Dan pada saat ini, aku resmi menjadi santri, santri yang memiliki pandangan positif dikalangan masyarakat, karena akhlaknya, tutur katanya, cara berpakaiannya, bahkan auranya meluluhkan hati yang memandang. Pandangan masyarakatlah yang membuatku harus menjaga marwah santri, meski harus aku lakukan dengan terpaksa hingga terbiasa.
Memasuki tahun pertamaku berada dipesantren adalah hal yang tidak mudah. Beradaptasi dengan orang baru bukan hal yang sulit bagiku. Dan it’s fine, aku baik-baik sja dengan kehidupan baruku, aku baik- baik saja dengan kegiatanku, bahkan aku juga menggeluti dunia organisasi. Dan pada saat itulah pikiranku mulai jernih, bahwa pesantren adalah tempat untuk menyalurkan bakat, tempat untuk menyalurkan pikiran dan mengasah kemampuan, bahkan banyak para tokoh terkenal yang lahir dari dunia pesantren. seperti pangeran diponegoro, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Zaenal Mustafa, buya Hamka, KH. Ahmad Dahlan dan tokoh -tokoh lainnya.
Bahkan pada saat zaman beliau-beliau, pesantren menjadi ikon berpengaruh hingga menjadi sasaran para penjajah. Santri berperan besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara republik Indonesia. Pesantren menjadi benteng kekuatan republic Indonesia pada masa itu. Dan saat ini aku bersyukur berada ditempat ini bahkan Karena rasa penasaranku yang tinggi tentang dunia pesantren. Aku menjelajahi beberapa pesantren diindonesia hingga pesantren yang dulu menjadi sasaran penjajah. Tentunya bukan untuk berperang melawan penjajah tapi untuk berjihad dalam bidang keilmuan dan berjihad melawan diri sendiri. Namun yang paling sulit bagiku adalah berdamai dengan diriku sendiri. Hatiku tetap memberontak berada di tempat ini. Rasa malas seakan menggorogoti pikiranku, memenuhi tubuhku. Tapi aku tidak boleh menyerah!. Aku harus bisa melawan hawa nafsu sendiri, Berjihad sebagaimana peran santri pada zaman dahulu.
Aku sangat bersyukur mengenal dunia pesantren lebih jauh. Banyak manfaat dan pengalaman yang mengajarkan aku banyak hal. Harganya tak ternilai. Bahkan beberapa tahun telah berlalu dan aku masih saja berada dilingkungan pesantren. Begitu sayangkah Allah terhadapku ?
Dariku…
Mari kita bersama-sama berjihad melawan hawa nafsu dan memberantas apa yang harus diberantas. Meneruskan perjuangan para ulama’ dan pahlawan demi NKRI. Selamat Hari Santri Nasional, “JIHAD SANTRI, JAYAKAN NEGERI”.
Baca juga : Mistis Penuh Dramatis
ALKANEWS.COM adalah media digital berbagi informasi, refleksi dan opini sebagai upaya untuk berkontribusi pada kemajuan bangsa, umat dan negara melalui karya tulis pemikiran dan perspektif personal dan akademis.
Kontributor umumnya adalah santri, alumni dan civitas akademika Al-Khoirot. Juga terbuka pada kontribusi dari luar. Tulisan dapat berbentuk prosa (refleksi, opini dan esai ilmiah) dan sastra-fiksi (puisi, cerpen dan cerita bersambung atau novel). Bahasa pengantar dapat berupa bahasa Indonesia, Inggris dan Arab.