Gairah Santri terhadap Belajar dan Pembelajaran Sastra Indonesia
Pembelajaran Bahasa dan Sastra indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa di pisahkan. Bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan ide- ide pikiran, gagasan yang ada pada pikiran seseorang dan juga sebagai sarana ungkapan perasaan seseorang. Dengan bersastra seseorang mampu menuangkan segala pemikiranya melalui Bahasa, dengan hal itu akan timbul keinginan untuk membaca, menulis, mendengarkan dan juga berbicara.
Santri di era yang cukup modern memiliki permasalahan terhadap pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia. Banyak santri yang mempunyai ide- ide kreatif terhadap pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia, tetapi banyak juga permasalahan yang mempengaruhi pembelajaran santri terhadap pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia, salah satunya yaitu :
1) kurangnya dukungan dari guru terhadap santri. Hal tersebut menjadi salah satu permasalahan yang ada pada lingkungan santri, guru sebagai sumber penuntun santri terhadap pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia, dukungan dari guru sangatlah di butuhkan mulai dari pemberian motivasi belajar Bahasa dan sastra Indonesia sampai penyampaian materi- materi tentang bahasa dan sastra Indonesia.
2) kurangnya minat baca santri, kurang minatnya baca santri memberi pengaruh besar terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, di karenakan hal itu dapat menghambat pemikiran kreatif yang di miliki seorang santri. selain menulis, Membaca menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan pembelajaran Bahasa dan sastra Indonsia.
3) pembelajaran bahasa dan sastra dianggap membosankan bagi beberapa santri, metode pembelajaran yang monoton mempengaruhi semangat dan antusias santri terhadap belajar dan penerapan karya sastra, penjelasan guru yang kurang bisa dipahami membuat santri kurang berminat terhadap pembelajaran Bahasa dan sastra indonesia
4) kurang antusias santri dalam penuagan ide terhadap penulisan karya sastra, lebih tepatnya hanya kurang pd (percaya diri ) terhadap hasil karyanya. Hal ini menjadi penyebab kurang berkembangnya Bahasa dan sastra di lingkungan santri.
Setiap kesulitan pasti ada kemudahan, Solusi terhadap permasalahan santri dalam belajar dan pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia yaitu :
1) guru sebagai penuntun pembelajaran seharusnya memberikan dukungan dan arahan kepada santri mengenai pembelajaran bahasa dan sastra indonesia,. Arahan yang di dituju santri mampu mengatasi kesulitan pembelajaran, baik ketidak fahaman terhadap materi yang sudah di sampaikan maupun penerapan materi pembelajaran yang sudah di sampaikan.
2) Guru juga harus mampu menyesuaikan suasana pembelajaran yang tidak monoton agar mudah diresap oleh santri Ketika pembelajaran, semisal pembelajaran diluar kelas ( halaman sekolah ) karena biasanya ide- ide muncul Ketika berada di tempat yang lebih menarik.
3) minat baca santri di mulai dari pembiasaan sehari- hari minimal 10 menit dalam sehari untuk pembiasaan saja, dan hal itu biasanya harus di tuntut terlebih dahulu, dari terpaksa lalu terbiasa. Minat baca santri bisa di mulai dari membaca buku- buku yang menarik tetapi tetap dalam ruang lingkup islami atau bisa juga buku bacaan cerita- cerita sejarah.
4). Kurang antusias menjadi bagian dari penghambat santri dalam pembelajaran Bahasa dan sastra Indonesia, dari sini dukungan dari lingkungan sekitar termasuk teman- teman menjadi factor pendukung dalam berjalannya pembelajaran.