Umum

Feminisme dalam Novel “Asya Story”

Feminisme adalah menjunjung tinggi nilai dan hak kesetaraan pria dan wanita. Pria dan wanita adalah sama sama manusianya dalam artian tidak ada pembeda antara hak sesama manusianya.

Kelamin adalah kodrat yang tak bisa dirubah atau asli dari tuhan maka suatu hal yang berupa kodrat tidak bisa di rubah. Beda halnya dengan pekerjaan, perbuatan, sikap dan tanggapan pria dan wanita sama-sama bisa melakukan suatu hal yang sama dalam hak manusiawi. Lantas bagaimana dengan hal-hal yang terjadi dalam novel asya story? Apakah sudah kaum feminis sudah di berikan hak yang adil dan hak yang sama.

Dalam novel “Asya Story ” tokoh utama Asya adalah seorang siswi SMA yang baik dan rajin tapi, karena haknya sebagai manusia wanita terhinakan maka Asya menjadi wanita yang bernasib malang.

Terjadinya pemerkosaan yang dilakukan oleh Alex, Asya sebagai perempuan yang sangat menjaga kehormatan dirinya dan kehormatan keluarga tiba-tiba dihancurkan karena ulah Alex. Alex pun sebagi laki-laki yang harusnya menjaga wanita malah menjadikan Asya sebagai pemuas nafsunya. Terjadinya pemerkosaan Alex Terhadap Asya adalah bukti bahwa kewanitaan hanya di pergunakan untuk pemas hawa nafsu, seakan akan wanita adalah hewan atau budak yang haknya sebagai manusia tidak dihargai

Tanggapan lingkungan mengenai Asya yang sebenarnya dia tidak pernah ingin melakukan hal seks tapi, mengapa orang-orang sekitar bahkan keluarganya menyalahkan Asya ataukah Asya di hinakan karena perempuan yang sudah tidak perawan dan melaggar hukum atau aturan? Tidak, Asya tetaplah terhormat Asya di paksa bukan kemauan atau sikap langsung Asya.

Perasaan tokoh utama dengan terjadinya pemerkosaan dan tidak di anggapnya terhadap dirinya oleh keluarganya menjadikan harapan, impian dan hidupnya tidak lagi berguna, ini terjadi karena presing yang di dapatkan Asya sebagai perempuan yang pendiam dan tidak berani mengungkapkan fakta menjadikan dia terpojok dan merasa bersalah.

Dalam cerita ini novel Asya Story ada beberapa aspek kritik feminisme yaitu:

  1. Aspek biologi wanita untuk pandangan pria hanya sebagai tempat untuk menghibur diri, memuaskan nafsu lak-laki, untuk bahan tontonan dan hanya tempat untuk memproduksi keturunan.
  2. Aspek sosial feminisme atau perempuan dalam sosial tidak mempunyai hak penuh untuk dirinya mengungkap kebenaran karena tekanan rasa takut terhadap laki-laki. Juga dengan tanggapan atau sikap orang sekitar terhadap Asya mengenai pemerkosaan. Perempuan yang telah di perkosa seakan akan sudah tidak ada harga dirinya padahal pemerkosaan adalah suatu kondisi pemaksaan yang sifatnya keterpaksaan atau tanpa ada namanya persetujuan.
  3. Aspek psikolgi dengan terjadinya pemerkosaan terhadap perempuan maka menjadikan tekanan berat bagi dirinya untuk melewati tekanan rasa malu terhadap teman, keluarga, masyarakat dan masa depanya. Pemerkosaan kepada permpuan juga menjadikan trauma dengan orang laki-laki dan sosial, perempuan akan menganggap sikap laki-laki kepada wanita hanya akan mwngambil kenikmatan saja. Juga dengan tekaan hinaan dan pengasingan keluarga dan sosial maka menjadikan harapan perempuan untuk berguna di masyarakat akan menjadi hilang, padahal wanita sangat berperan penting di kehidupan sosial

Baca juga : Over Thinking Itu Berbahaya

Avatar
Muhammad Iklil Ramadhani
+ posts