Dengan Tauriyah, ungkap pesan rahasia dalam Nadham Alfiyah
والثان منقوص ونصبه ظهر # ورفعـه ينـوى كذا أيضا يجرّ،
(ألفية ابن مالك، ص.١١٢/ط. مكتبة شاملة)
“Bagian kedua (dari Isim Mu’tal Akhir) adalah Manqush. Ketika Nashab I’rabnya jelas. Dan Rofa’nya Taqdiran. begitu pula Jernya.”
Dalam Kaidah Ilmu Balaghoh, pasti sudah tak asing dengan dengan istilah “Tauriyah”. Atau simpelnya menyampaikan suatu pernyataan, namun ada maksud lain secara tersirat dari apa yang diinginkan.
Secara makna, terkategorikan dua bagian:
- Ma’na Qarib/Makna dekat
- Ma’na Ba’id/Makna jauh
Ditinjau dari sya’ir yang Ibnu Malik sebutkan mengenai pembahasan I’rab Isim Mu’tal Akhir tadi, sacara ma’na juga ada dua:
- Ma’na Qarib, yah…. seperti makna yang disebutkan di awal
- Ma’na Ba’id, yang kurang lebihnya insyaAllah begini:
“(Generasi) kedua makin menurun. Dan ‘رفعه’/kebangkitannya dinantikan. Begitu pula kemenangannya”.
Pada generasi kedua (yang dimaksud adalah kita yang berada pada masa ‘Ulama Mu’ashirin), Ibnu Malik telah meramal bahwa pasti akan terjadi penurun kualitas keilmuan dibanding dengan generasi pertama dahulu(Yakni ‘Ulama mutaqaddimin). Hingga beliau mengungkapkan bahwa kebangkitan serta keberhasilan kita, menjadi harapan besar yang diimpikan para ‘Ulama terdahulu.
Yang pada intinya. perlunya kita menyadari apa peran keberadaan kita sekarang. Sebagai mana yang kita tahu, Bagaimana besarnya harapan para Ulama terdahulu kepada kita sebagai penerus perjuangan mereka. dengan keterpurukan terhadap ilmu seperti yang kita hadapi sekarang, bukankah sama halnya membiarkan perjuangan dan pengorbanan mereka sia-sia karena berhenti di tengah jalan?
نحن أولدهم من جنين العلم
“Kita adalah putra-putri mereka (Para Ulama) dari janin keilmuan.”
“Kalo bukan sekarang, kapan lagi?
Kalo bukan kita, siapa lagi?”
(Ungkap P. Prabowo Subianto pas jadi Capres dulu…)
Sekedar Kata
Kairo, 10 Desember 2022
Mahasiswa Indonesia di Mesir, asal dari Dampit. Saat ini menempuh studi di Universitas Al-Azhar, Fakultas Ushuluddin. Alumni PP Al-Khoirot Malang